Identifikasi Risiko Yang Efektif Dalam Manajemen Risiko
Identifikasi Risiko Yang Efektif Dalam Manajemen Risiko

Identifikasi Risiko merupakan sebuah tahap yang sangat penting dalam melakukan Manajemen Risiko.

Setelah sebelumnya kita membahas secara umum dan menyeluruh mengenai Manajemen Risiko menurut ISO 31000 (di artikel ini), maka pada artikel kali ini kita akan masuk lebih dalam dan membahas salah satu aspek yang bisa sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses Manajemen Risiko.

Aplikasi ERMS terbaik berbasis ISO 31000:2018
Butuh aplikasi ERMS? Silahkan hubungi kami untuk Demo & Konsultasi.

Apa Itu Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko adalah proses mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mendokumentasikan risiko potensial yang mungkin mempengaruhi keberhasilan suatu proyek, atau bisnis.

Ini adalah langkah penting dalam proses manajemen risiko yang melibatkan proses mengidentifikasi semua risiko potensial, menilai kemungkinan dan dampak potensial dari risiko tersebut, dan memprioritaskan risiko tersebut berdasarkan tingkat dampak yang dapat ditimbulkannya.

Apa Tujuan dari Identifikasi Risiko

Tujuan dari identifikasi risiko adalah untuk memperkirakan dan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan masalah.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari, mengurangi, atau mengelola risiko secara efektif.

Dengan mengidentifikasi risiko secara dini dalam proses perencanaan proyek atau bisnis, Anda dapat mengembangkan rencana yang lengkap untuk mengurangi risiko tersebut dan meningkatkan kesuksesan dalam mencapai tujuan Anda.

Manfaat Dari Melakukan Identifikasi Risiko

Manfaat identifikasi risiko untuk proyek atau bisnis sangat banyak.

Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa didapat dengan mengidentifikasi risiko sejak awal dalam tahap perencanaan.

1. Meminimalkan Kejutan dan Ketidakpastian

Dengan mengidentifikasi dan memahami potensi risiko, proyek atau bisnis dapat mengambil tindakan proaktif untuk meminimalkan kejutan dan ketidakpastian yang dapat menghambat kemajuan.

2. Meningkatkan Efektifitas Keputusan Yang Diambil

Identifikasi risiko membantu pengambil keputusan untuk mempertimbangkan dampak berbagai risiko pada proyek atau bisnis, sehingga dapat membuat keputusan yang terinformasi.

3. Meningkatkan Efektifitas Alokasi Sumber Daya

Mengidentifikasi risiko memungkinkan proyek atau bisnis untuk mengalokasikan sumber daya secara lebih efektif dengan memprioritaskan risiko dan fokus pada risiko yang paling signifikan.

4. Meningkatkan Peluang Keberhasilan Proyek Atau Bisnis

Dengan mengidentifikasi dan menangani potensi risiko, proyek atau bisnis dapat meningkatkan peluang mencapai keberhasilan, memenuhi tujuan, dan memberikan hasil yang diharapkan.

5. Meningkatkan Komunikasi dan Kolaborasi

Identifikasi risiko memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antara anggota tim, pemangku kepentingan, dan mitra dengan menyediakan pemahaman bersama tentang risiko potensial dan cara mengatasinya.

6. Mengurangi Biaya

Mengidentifikasi risiko sejak awal dalam proyek atau bisnis dapat membantu mengurangi biaya yang terkait dengan mengatasi risiko di tahap akhir siklus proyek, serta meminimalkan dampak risiko pada proyek atau bisnis.

Tujuan dari Identifikasi Risiko Dalam Manajemen Risiko yang efektif

PROSES IDENTIFIKASI RISIKO

Proses identifikasi risiko sebenarnya adalah proses mengumpulkan input, menerapkan teknik dan alat, dan merangkum hasil dalam bentuk output yang membantu organisasi agar dapat lebih memahami dan mengelola risiko yang terkait dengan operasinya.

Proses identifikasi risiko mencakup tiga langkah yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.Input

Langkah pertama dalam proses identifikasi risiko adalah mengumpulkan informasi atau input yang relevan.

Ini mungkin termasuk data tentang sistem atau proses yang dievaluasi, laporan insiden historis, standar atau peraturan industri, atau masukan dari pakar atau pemangku kepentingan.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengumpulkan semua informasi yang relevan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi risiko.

2.Teknik dan Metode

Langkah kedua melibatkan penerapan berbagai teknik dan metode untuk menganalisis input dan mengidentifikasi potensi risiko.

Ini mungkin melibatkan menggunakan teknik seperti brainstorming, analisis penyebab akar, atau analisis bahaya, atau menggunakan alat seperti matriks risiko atau pohon kesalahan.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menggunakan teknik dan metode untuk secara sistematis mengidentifikasi semua potensi risiko yang terkait dengan sistem atau proses yang dievaluasi.

3.Output

Langkah terakhir melibatkan merangkum hasil dari proses identifikasi risiko dalam bentuk output.

Ini mungkin termasuk register risiko atau laporan penilaian risiko yang mencantumkan semua risiko yang diidentifikasi, beserta kemungkinan dan dampak potensialnya.

Output juga dapat mencakup rekomendasi tentang bagaimana mengurangi atau mengelola risiko yang diidentifikasi.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menyediakan gambaran yang jelas dan komprehensif tentang risiko yang diidentifikasi dan untuk memberi informasi lebih lanjut pada kegiatan manajemen risiko.

Menentukan Kelompok Risiko Dalam Identifikasi Risiko

Klasifikasi risiko adalah proses pengelompokan risiko ke dalam kategori atau jenis berdasarkan karakteristik atau faktor yang sama.

Hal ini dilakukan untuk membantu mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko dengan lebih efektif dengan memberikan kerangka kerja untuk memahami sifat dan dampak potensial dari berbagai jenis risiko.

Klasifikasi atau pengelompokan risiko dapat didasarkan pada berbagai faktor, seperti sumber atau penyebab risiko, potensi dampak terhadap organisasi atau proyek, kemungkinan terjadinya, atau jangka waktu di mana risiko dapat terwujud.

Dengan mengelompokkan risiko ke dalam kategori, organisasi dan manajer proyek dapat lebih memahami profil risiko secara keseluruhan, memprioritaskan risiko berdasarkan dampak dan kemungkinan potensial, dan mengembangkan strategi dan rencana manajemen risiko yang tepat.

Klasifikasi risiko umum dalam manajemen proyek dan bisnis biasanya terbagi menjadi :

  1. Risiko strategis
  2. Risiko keuangan
  3. Risiko operasional
  4. Risiko hukum dan regulasi
  5. Risiko reputasi
  6. Risiko lingkungan
  7. Risiko kesehatan dan keselamatan
  8. Risiko teknologi

Pada prakteknya klasifikasi atau kelompok risiko ini bukan melulu seperti yang tertulis di atas.

Klasifikasi khusus dapat sangat bervariasi tergantung pada industri dan konteks.

Organisasi dapat menggunakan klasifikasi khusus mereka sendiri berdasarkan kebutuhan dan prioritas manajemen risiko yang unik bagi mereka.

Pertimbangan Penting Untuk Identifikasi Risiko Yang Efektif

Dalam melakukan Identifikasi Risiko, agar proses yang dilakukan efektif ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan.

Selain faktor-faktor tersebut, hubungan di antara faktor-faktor tersebut juga penting untuk ditelaah.

ISO 31000:2018 sebagai standar terbaru untuk Manajemen Risiko memberikan list beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk Identifikasi Risiko yang efektif , yaitu :

  • Sumber risiko yang dapat dilihat (tangible) dan tidak dapat dilihat (intangible);
  • Penyebab dan peristiwa (cause and events);
  • Ancaman dan peluang (threats and opportunities);
  • Kerentanan dan kemampuan (vulneralibities and capabilities);
  • Perubahan dalam konteks eksternal dan internal (changes in the external and internal context);
  • Indikator risiko yang muncul (indicatior of emerging risk);
  • Sifat dan nilai aset dan sumber daya (the nature and value of assets and resources);
  • Konsekuensi dan dampaknya pada tujuan (consequences and their impact on objectives);
  • Batasan pengetahuan dan keandalan informasi (limitations of knowledge and reliability of information);
  • Faktor-faktor terkait waktu (time related factors);
  • Bias, asumsi, dan keyakinan orang yang terlibat (biases, assumptions and beliefs of those involved).

Dalam melakukan proses Identifikasi Organisasi tetap melakukan risiko-risiko apakah sumbernya berada di bawah kontrolnya atau tidak.

Perlu juga diperhatikan bahwa mungkin ada lebih dari satu jenis output dari proses identifikasi Risiko yang dapat mengakibatkan beragam konsekuensi baik terlihat (tangible) maupun tidak terlihat (intangible).

Metode Identifikasi Risiko Yang Umum Digunakan

Setelah kita membahas mengenai definisi Identifikasi Risiko, tujuan dan manfaat, proses, kelompok dan proses identifikasi risiko, maka pada bagian ini kita akan membahas mengenai metode identifikasi risiko yang umum digunakan.

Berikut adalah beberapa metode identifikasi risiko yang direkomendasikan oleh ISO 31000 dan yang umum digunakan.

1. Brainstorming

Brainstorming adalah teknik kelompok yang mendorong terciptanya ide dan solusi untuk sebuah masalah.

Dalam konteks identifikasi risiko, sekelompok orang dari berbagai bagian organisasi atau dengan keahlian yang berbeda dapat melakukan brainstorming untuk mengidentifikasi risiko potensial.

Dalam brainstorming, peserta bebas mengeluarkan ide-ide tanpa dikritik atau dinilai.

Tujuannya adalah untuk memicu asosiasi bebas, menghasilkan ide-ide baru, dan menemukan risiko yang mungkin belum teridentifikasi sebelumnya.

Brainstorming dapat dilakukan secara formal atau informal, dan dapat melibatkan berbagai alat bantu, seperti papan tulis, kertas, atau perangkat lunak kolaboratif.

Brainstorming dapat menjadi cara yang efektif dan efisien untuk mengidentifikasi risiko potensial dengan melibatkan banyak orang dari berbagai perspektif.

2. Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) adalah alat perencanaan strategis yang umumnya digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.

Dalam konteks identifikasi risiko, analisis SWOT dapat digunakan untuk mengidentifikasi risiko potensial dengan mengevaluasi kelemahan dan ancaman yang mungkin timbul dari faktor internal dan eksternal, serta untuk mengidentifikasi peluang untuk mengurangi atau memanfaatkan risiko tersebut.

Dengan mengidentifikasi dan memprioritaskan risiko dengan cara ini, organisasi dapat mengembangkan strategi manajemen risiko yang efektif untuk membantu mencapai tujuan mereka.

3. Scenario Analysis

Analisis Skenario (Scenario Analysis) adalah metode identifikasi risiko yang melibatkan pengembangan skenario hipotetis untuk mengevaluasi dampak potensial dari peristiwa atau situasi tertentu pada sebuah organisasi.

Tujuan dari metode ini adalah untuk mengidentifikasi risiko potensial dengan mengeksplorasi skenario masa depan yang berbeda dan konsekuensi potensialnya.

Dengan memeriksa berbagai skenario, organisasi dapat memperkirakan risiko potensial dan mengembangkan strategi untuk memitigasi atau mengelolanya.

Metode ini terutama berguna dalam mengidentifikasi dan menilai risiko yang mungkin berada di luar lingkup penilaian risiko tradisional atau sulit diprediksi melalui metode lain.

4. Checklist

Metode Checklist (Daftar Periksa) adalah salah satu metode identifikasi risiko yang paling sederhana dan mudah digunakan.

Ini melibatkan daftar sederhana dari item atau pertanyaan yang dirancang untuk memicu identifikasi risiko potensial.

Checklist ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik organisasi atau industri.

Misalnya, Checklist untuk industri kesehatan mungkin berbeda dari Checklist untuk industri manufaktur.

Metode Checklist memungkinkan individu atau kelompok untuk memikirkan risiko yang mungkin terlewatkan dalam proses identifikasi risiko yang tidak terstruktur.

Checklist yang efektif harus mencakup berbagai jenis risiko yang relevan untuk organisasi atau industri tertentu dan mencakup area seperti operasional, finansial, dan reputasi.

Meskipun metode Checklist mudah digunakan, risiko potensial mungkin terlewatkan jika Checklist tidak cukup komprehensif.

Oleh karena itu, Checklist harus diperbarui secara teratur dan ditingkatkan dengan masukan dari berbagai sumber dan stakeholders.

5. Expert Judgement

Metode penilaian ahli (expert judgement) melibatkan penggunaan input dari individu dengan pengetahuan atau keahlian tertentu dalam bidang tertentu untuk mengidentifikasi risiko potensial.

Para ahli ini dapat membantu mengidentifikasi risiko yang tidak dapat diidentifikasi oleh metode lain dan memberikan pandangan yang berharga tentang kemungkinan dan dampak potensial dari risiko yang teridentifikasi.

Metode ini dapat digunakan baik secara individual maupun secara kelompok, dan dapat membantu organisasi dalam mengambil keputusan yang lebih informasi dan tepat dalam mengelola risiko.

Namun, penggunaan metode penilaian ahli sangat tergantung pada ketersediaan dan kualitas ahli yang tersedia, sehingga perlu diingat bahwa metode ini tidak selalu dapat memberikan hasil yang akurat dan obyektif.

6. Historical Data Analysis

Analisis data historis adalah metode identifikasi risiko yang melibatkan pemeriksaan peristiwa dan insiden masa lalu untuk mengidentifikasi risiko potensial.

Dengan menganalisis data historis, sebuah organisasi dapat mengidentifikasi tren dan pola yang dapat menunjukkan risiko potensial di masa depan.

Metode ini dapat membantu mengidentifikasi risiko yang mungkin telah terlewatkan atau tidak dipertimbangkan sebelumnya.

Penting untuk dicatat bahwa analisis data historis harus digunakan bersama dengan metode identifikasi risiko lainnya untuk memastikan identifikasi risiko yang komprehensif dan akurat.

7. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah metode untuk mengidentifikasi potensi kegagalan dalam sebuah sistem atau proses, dan dampaknya pada tujuan yang ingin dicapai.

Metode ini melibatkan tim multidisiplin dalam menganalisis setiap komponen sistem atau proses, mempertimbangkan kemungkinan kegagalan, sebab akibat, serta menerapkan penilaian risiko untuk menentukan risiko paling kritis dan dampaknya.

FMEA dapat membantu organisasi untuk mengambil tindakan preventif dan mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan sistem atau proses, sehingga meningkatkan kualitas dan efisiensi operasi bisnis.

8. Hazard and Operability Study (HAZOP)

Hazard and Operability Method (HAZOP) adalah teknik identifikasi risiko yang digunakan untuk menganalisis sistem atau proses industri yang kompleks.

Teknik ini melibatkan tim multidisiplin yang memeriksa setiap komponen dari sistem atau proses dengan menggunakan skenario-skenario yang mungkin terjadi.

Setelah itu, tim melakukan analisis untuk mengidentifikasi bahaya dan masalah operasional yang mungkin terkait dengan setiap skenario.

Dalam HAZOP, setiap bahaya potensial dianalisis secara terpisah dan kaitannya dengan setiap operasi sistem atau proses diperiksa secara detail.

Misalnya, tim mungkin menganalisis bagaimana suatu bahan kimia dapat bereaksi dengan bahan lain di dalam sistem atau bagaimana kegagalan pada satu komponen dapat mempengaruhi kinerja sistem secara keseluruhan.

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi risiko potensial dan dampaknya pada sistem atau proses tersebut dan memungkinkan pengembangan strategi manajemen risiko yang efektif.

Dalam praktiknya, HAZOP biasanya melibatkan workshop di mana anggota tim dari berbagai departemen dan spesialisasi melakukan analisis risiko secara bersama-sama.

Teknik ini sering digunakan di industri seperti minyak dan gas, kimia, farmasi, dan manufaktur.

Dengan HAZOP, organisasi dapat memastikan bahwa mereka mengenali semua risiko potensial dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengurangi atau mengelola risiko tersebut.

9. Metode bowtie

Metode Bowtie adalah teknik identifikasi dan analisis risiko yang menggunakan diagram bowtie untuk memvisualisasikan hubungan antara bahaya, penyebab, dan konsekuensinya.

Diagram Bowtie memiliki dua bagian utama, yaitu "bottleneck" dan "fan".

Pada bagian bottleneck, risiko utama dan penyebabnya diidentifikasi, kemudian dipasangkan dengan kontrol atau tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko tersebut.

Pada bagian fan, dampak potensial dari risiko utama diidentifikasi, kemudian dikaitkan dengan tindakan yang tepat untuk mengurangi atau mengelola dampak tersebut.

Diagram Bowtie memungkinkan pengguna untuk melihat risiko secara visual dan mudah dipahami, sehingga memudahkan untuk mengembangkan rencana tindakan dan mitigasi risiko yang efektif.

Selain itu, metode ini juga dapat membantu untuk memperlihatkan keefektifan kontrol atau tindakan yang ada, dan melihat apakah terdapat celah dalam sistem manajemen risiko yang perlu diperbaiki.

Contohnya, sebuah perusahaan penerbangan dapat menggunakan metode Bowtie untuk mengidentifikasi risiko potensial yang terkait dengan keselamatan penerbangan.

Pada bagian bottleneck, bahaya dapat berupa kegagalan sistem atau insiden teknis, sementara penyebabnya mungkin adalah kurangnya perawatan atau pelatihan yang cukup.

Kemudian, tindakan yang tepat seperti perawatan rutin dan pelatihan dapat diterapkan untuk mengurangi risiko tersebut.

Pada bagian fan, dampak potensial dari risiko utama, seperti kecelakaan pesawat atau hilangnya nyawa manusia, dapat diidentifikasi dan mitigasi seperti inspeksi dan pengawasan yang ketat dapat diterapkan untuk mengurangi atau mengelola dampak tersebut.

10. Fault Tree Analysis (FTA)

Fault Tree Analysis (FTA) adalah metode sistematis untuk mengidentifikasi potensi risiko dalam suatu sistem dengan membuat representasi visual dari kombinasi kegagalan yang dapat menyebabkan kegagalan sistem.

FTA dimulai dengan mengidentifikasi peristiwa atau kegagalan tingkat atas yang mewakili kegagalan sistem yang sedang dianalisis.

Selanjutnya, penyebab dari peristiwa tingkat atas tersebut diidentifikasi dan direpresentasikan sebagai gerbang logika dalam struktur pohon.

Gerbang logika ini dihubungkan oleh garis yang mewakili hubungan logika antara mereka.

Hasilnya adalah diagram yang menunjukkan kombinasi peristiwa yang dapat menyebabkan peristiwa tingkat atas.

Dalam melakukan analisis FTA, setiap gerbang logika memiliki fungsi dan kriteria yang berbeda untuk digunakan dalam menentukan kemungkinan kegagalan sistem.

Dalam gerbang logika AND, kegagalan sistem terjadi jika semua peristiwa atau kegagalan yang ditentukan terjadi, sementara pada gerbang logika OR, kegagalan sistem terjadi jika setidaknya salah satu peristiwa atau kegagalan terjadi.

Selain itu, FTA juga mengidentifikasi peristiwa atau kegagalan yang bersifat independen, yaitu peristiwa atau kegagalan yang tidak tergantung pada kegagalan lain untuk terjadi.

Dengan menganalisis diagram FTA, perusahaan atau organisasi dapat mengidentifikasi potensi kegagalan atau risiko yang dapat terjadi pada sistem dan mengambil tindakan mitigasi risiko yang tepat untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut.

Metode FTA banyak digunakan dalam industri rekayasa, manufaktur, dan aviasi, tetapi dapat diterapkan pada setiap sistem yang memerlukan identifikasi risiko potensial.

11. Event Tree Analysis (ETA)

Analisis Pohon Keberhasilan (Event Tree Analysis - ETA) adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko potensial dengan menganalisis kemungkinan terjadinya suatu kejadian dan konsekuensinya pada berbagai skenario yang dapat terjadi.

Metode ini melibatkan pembuatan diagram yang bercabang ke berbagai kemungkinan hasil berdasarkan terjadinya suatu kejadian atau serangkaian kejadian.

Diagram tersebut mengidentifikasi berbagai faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kejadian dan dampak potensial yang dapat timbul dari kejadian tersebut.

Contohnya, dalam industri transportasi, ETA dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi risiko dalam hal kecelakaan, gangguan teknis, atau kejadian lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja sistem transportasi.

Dalam ETA, masing-masing skenario kejadian kemudian dianalisis lebih lanjut, termasuk faktor yang mempengaruhi terjadinya kejadian tersebut, kemungkinan dan keparahan dampak, serta strategi mitigasi yang dapat diambil untuk mengurangi risiko.

Dengan demikian, ETA dapat membantu organisasi untuk mengidentifikasi risiko potensial dan mengembangkan strategi yang efektif untuk mengurangi atau mengelola risiko tersebut.

Semua metode di atas dapat digunakan secara individual atau dikombinasikan untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sebuah organisasi atau proses bisnis.

Namun, perlu dicatat bahwa tidak ada satu metode pun yang sepenuhnya dapat menjamin identifikasi risiko yang lengkap dan akurat.

Oleh karena itu, organisasi harus memilih metode yang paling sesuai untuk kebutuhan mereka dan mempertimbangkan penggunaan beberapa metode untuk memastikan identifikasi risiko yang komprehensif dan efektif.

Tantangan Yang Biasa Dihadapi Dalam Identifikasi Risiko

Proses identifikasi risiko adalah langkah penting dalam manajemen risiko yang bertujuan untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin terjadi dan merumuskan strategi untuk mengelolanya.

Namun, proses identifikasi risiko juga dapat menimbulkan sejumlah tantangan yang dapat mempengaruhi keefektifan dari proses tersebut.

Hal ini dapat berdampak pada kemampuan organisasi untuk mengantisipasi dan merespons risiko yang muncul di masa depan.

Oleh karena itu, penting untuk memahami tantangan-tantangan yang mungkin muncul dalam proses identifikasi risiko dan bagaimana cara mengatasi tantangan tersebut untuk mencapai tujuan manajemen risiko yang sukses.

Jenis-Jenis Tantangan Dan Cara Mengatasinya Dalam Proses Identifikasi Risiko

Berikut beberapa tantangan umum yang dapat muncul dalam proses identifikasi risiko dan cara untuk dapat mengatasinya.

1. Kurangnya Informasi

Kurangnya informasi yang lengkap atau akurat dapat menyebabkan identifikasi risiko yang salah atau risiko yang dapat menyebabkan masalah terlewatkan.

Cara Mengatasinya : Perbaiki Pengumpulan Informasi

Untuk mengatasi tantangan informasi yang tidak lengkap atau tidak akurat, organisasi dapat meningkatkan metode pengumpulan data mereka dan memastikan bahwa semua stakeholder yang relevan terlibat dalam proses pengumpulan informasi.

2. Bias

Proses identifikasi risiko dapat dipengaruhi oleh bias orang-orang yang terlibat, termasuk asumsi, keyakinan, dan nilai-nilai mereka.

Cara Mengatasinya : Gunakan Perspektif yang Beragam

Untuk mengatasi bias dalam proses identifikasi risiko, organisasi dapat melibatkan individu dengan latar belakang dan perspektif yang beragam.

Ini dapat membantu memastikan bahwa berbagai sudut pandang dipertimbangkan dalam mengidentifikasi risiko.

3. Keterlibatan Pemangku Kepentingan yang Tidak Memadai

Jika pemangku kepentingan kunci tidak terlibat dalam proses identifikasi risiko, maka risiko penting dapat terlewatkan, yang dapat mengarah pada profil risiko yang tidak lengkap.

Cara Mengatasinya : Tingkatkan Keterlibatan Stakeholder

Untuk mengatasi tantangan keterlibatan stakeholder yang tidak memadai, organisasi dapat meningkatkan keterlibatan stakeholder sepanjang proses identifikasi risiko.

Ini dapat mencakup memberikan kesempatan bagi stakeholder untuk memberikan umpan balik dan saran mengenai identifikasi risiko.

4. Analisis yang Tidak Lengkap

Kegagalan dalam menganalisis semua aspek dari sebuah proyek, seperti faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi, dapat menyebabkan identifikasi risiko yang tidak lengkap.

Cara Mengatasinya : Lakukan Analisis yang Komprehensif

Untuk menghindari analisis yang tidak lengkap, organisasi dapat melakukan analisis komprehensif terhadap semua faktor yang relevan yang dapat mempengaruhi proyek atau bisnis, termasuk faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi.

5. Keahlian yang Tidak Memadai

Proses identifikasi risiko mungkin memerlukan keahlian atau pengetahuan khusus yang tidak tersedia di dalam organisasi, yang dapat membatasi akurasi dan ruang lingkup penilaian risiko.

Cara Mengatasinya : Bangun Keahlian

Untuk mengatasi tantangan keahlian yang tidak mencukupi, organisasi dapat menginvestasikan dalam membangun keahlian internal atau mencari dukungan eksternal, seperti mempekerjakan konsultan atau mengundang ahli di bidang tertentu.

6. Batasan Waktu

Batasan waktu dapat menyebabkan proses identifikasi risiko yang dangkal, di mana risiko penting terlewatkan atau tidak diberikan pertimbangan yang tepat.

Cara Mengatasinya : Alokasikan Waktu yang Cukup

Untuk menghindari identifikasi risiko yang dangkal, organisasi harus mengalokasikan waktu yang cukup untuk proses tersebut, memungkinkan analisis dan diskusi yang menyeluruh.

7. Gagal untuk Mempertimbangkan Interdependensi

Risiko dapat saling terkait, dan kegagalan untuk mempertimbangkan interdependensi ini dapat menghasilkan penilaian risiko yang tidak lengkap atau tidak akurat.

Cara Mengatasinya : Pertimbangkan Keterkaitan

Untuk mengatasi tantangan dalam mengabaikan keterkaitan antar risiko, organisasi dapat memetakan hubungan antara risiko dan mengembangkan strategi yang mempertimbangkan hubungan ini.

8. Kurangnya Konsensus

Ketidaksepakatan antara pemangku kepentingan atau anggota tim dapat menyebabkan kurangnya konsensus tentang identifikasi dan prioritas risiko, yang dapat mengarah pada penilaian risiko yang tidak lengkap atau tidak efektif.

Cara Mengatasinya : Cari Konsensus

Untuk menghindari kurangnya konsensus dalam identifikasi dan prioritisasi risiko, organisasi dapat menggunakan pendekatan yang terstruktur, seperti workshop yang difasilitasi atau kerangka pengambilan keputusan, untuk mempromosikan kolaborasi dan kesepakatan.

9. Gagal untuk Memperbarui Risiko

Risiko dapat berubah dari waktu ke waktu, dan kegagalan dalam memperbarui proses identifikasi risiko dapat menghasilkan profil risiko yang tidak lengkap atau sudah usang.

Cara Mengatasinya : Perbarui Risiko Secara Teratur

Untuk menghindari profil risiko yang usang, organisasi harus secara teratur meninjau dan memperbarui proses identifikasi risiko mereka untuk memastikan relevansi dan keakuratan.

10. Kurangnya Dukungan

Proses identifikasi risiko memerlukan dukungan dari manajemen senior dan pemangku kepentingan, dan kegagalan dalam memperoleh dukungan ini dapat membatasi efektivitas penilaian risiko.

Cara Mengatasinya : Dapatkan Dukungan

Untuk mengatasi tantangan kurangnya dukungan, organisasi dapat bekerja untuk mendapatkan persetujuan dari manajemen senior dan stakeholder dengan mengkomunikasikan nilai dari identifikasi dan manajemen risiko dalam mencapai tujuan organisasi.

Kesimpulan dan Saran

Proses identifikasi risiko merupakan langkah kritis dalam manajemen risiko yang melibatkan pengidentifikasian, analisis, dan evaluasi risiko-risiko potensial yang dapat mempengaruhi tujuan sebuah organisasi.

Identifikasi risiko didefinisikan sebagai proses pengidentifikasian risiko-risiko yang dapat berdampak pada operasi, proyek, atau inisiatif suatu organisasi.

Proses ini melibatkan pemahaman terhadap sifat risiko dan dampak potensialnya pada organisasi.

Tujuan dari identifikasi risiko adalah untuk mengembangkan pemahaman menyeluruh tentang risiko-risiko yang dihadapi organisasi, serta memungkinkan pengembangan strategi dan rencana untuk mengelola risiko-risiko tersebut.

Dengan mengidentifikasi potensi risiko secara dini, organisasi dapat mengambil langkah proaktif untuk meminimalkan dampak negatif dan mengurangi kemungkinan terjadinya kejadian yang merugikan.

Proses identifikasi risiko umumnya melibatkan beberapa tahapan, termasuk mengidentifikasi sumber risiko potensial, menentukan cakupan risiko yang akan dipertimbangkan, menilai kemungkinan dan dampak dari setiap risiko, dan memprioritaskan risiko berdasarkan potensi dampaknya.

Proses ini memerlukan masukan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pakar bidang, manajer proyek, dan pemimpin bisnis.

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan organisasi untuk mengidentifikasi risiko potensial, antara lain sesi brainstorming, analisis SWOT, perencanaan skenario, dan analisis data historis.

Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan, dan organisasi mungkin perlu menggunakan kombinasi dari beberapa metode untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan risiko secara efektif.

Tantangan dalam identifikasi risiko meliputi potensi bias, data yang tidak lengkap, dan kesulitan dalam mengidentifikasi risiko-risiko baru atau yang muncul.

Untuk mengatasi tantangan ini, organisasi dapat menetapkan kriteria identifikasi risiko yang jelas, melibatkan berbagai pemangku kepentingan, dan secara teratur meninjau dan memperbarui proses identifikasi risiko untuk memastikan tetap relevan dan efektif.

Dengan mengidentifikasi dan mengelola risiko secara efektif, organisasi dapat meminimalkan kerugian potensial, melindungi reputasi, dan meningkatkan keberdayaan secara keseluruhan.

Saran Untuk Identifikasi Risiko Yang Sukses

Sebagai saran terkait proses identifikasi risiko, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

  1. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam proses identifikasi risiko, termasuk manajer proyek, pakar bidang, pemimpin bisnis, dan staf operasional. Dengan melibatkan berbagai pihak, organisasi dapat memperoleh perspektif yang lebih luas tentang risiko-risiko yang mungkin terjadi.
  2. Menetapkan kriteria identifikasi risiko yang jelas dan terukur. Kriteria tersebut dapat meliputi jenis risiko yang akan dipertimbangkan, sumber risiko yang akan dievaluasi, metode identifikasi risiko yang akan digunakan, dan tingkat prioritas risiko.
  3. Menggunakan metode identifikasi risiko yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Tidak semua metode identifikasi risiko cocok untuk setiap organisasi, oleh karena itu organisasi harus memilih metode yang paling cocok untuk situasi dan tujuan mereka.
  4. Mengembangkan mekanisme untuk memonitor dan mengukur risiko secara terus-menerus. Identifikasi risiko hanya merupakan tahap awal dalam manajemen risiko. Organisasi juga perlu mengembangkan mekanisme untuk memantau dan mengukur risiko secara terus-menerus, sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat saat risiko terjadi.

Dengan memperhatikan saran-saran tersebut, organisasi dapat mengidentifikasi risiko dengan lebih efektif dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengelola risiko tersebut.

Referensi :

Wikipedia contributors. (2023, February 24). Risk. In Wikipedia. Retrieved February 25, 2023, from https://en.wikipedia.org/wiki/Risk

BS ISO 31000:2018. (2018). Risk management - Guidelines. British Standards Institution.

Badan Standardisasi Nasional. (2018). ISO 31000:2018 Risk management – Guidelines. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 - 
Arabic
 - 
ar
Bengali
 - 
bn
German
 - 
de
English
 - 
en
French
 - 
fr
Hindi
 - 
hi
Indonesian
 - 
id
Portuguese
 - 
pt
Russian
 - 
ru
Spanish
 - 
es

Ingin konsultasi & demo? Hubungi riskindo57@gmail.com atau contact 0858-8338-2887