I.Manajemen Risiko Perbankan
Manajemen Risiko Perbankan yang kuat semakin dirasakan pentingnya bagi dunia perbankan saat ini.
Hal ini dikarenakan dalam era teknologi yang terus berkembang saat ini meningkatkan munculnya ancaman baru dalam dunia perbankan.
Terlebih jika melihat pada krisis keuangan yang terjadi di tahun 2008 yang merupakan sebuah 'wake-up-call' bagi dunia perbankan, semakin menyoroti pentingnya manajemen risiko yang efektif dalam berbagai bidang usaha.
Dalam artikel kali ini kita akan sama-sama mencoba mengenal apa itu manajemen risiko perbankan, serta bagaimana menyusun strategi yang tepat untuk proses manajemen risiko yang efektif.
Apa Itu Manajemen Risiko Perbankan?
Manajemen risiko perbankan adalah proses identifikasi, evaluasi, dan pengendalian risiko yang terkait dengan aktivitas perbankan.
Tujuannya adalah untuk melindungi bank dari kerugian finansial yang disebabkan oleh risiko yang mungkin timbul dari operasi bisnis mereka.
Setiap jenis risiko memiliki karakteristik dan dampak yang berbeda terhadap kesehatan keuangan bank, sehingga diperlukan pendekatan yang berbeda dalam mengelolanya.
Proses manajemen risiko perbankan meliputi identifikasi risiko, pengukuran risiko, pengendalian risiko, dan pemantauan risiko secara terus-menerus.
Bank harus memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas untuk mengelola risiko, serta harus melibatkan semua tingkat manajemen dalam proses pengambilan keputusan.
Salah satu cara untuk mengurangi risiko perbankan adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio kredit, sehingga risiko terkait dengan kredit dapat tersebar secara merata.
Selain itu, bank juga harus memperhatikan faktor-faktor eksternal seperti perubahan pasar dan regulasi yang dapat mempengaruhi aktivitas bisnis mereka.
Dalam era digital yang semakin maju, bank juga harus memperhatikan risiko keamanan siber yang dapat membahayakan data dan informasi penting dari nasabah mereka.
Oleh karena itu, manajemen risiko perbankan harus terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan bisnis yang terus berubah.
Dalam rangka untuk mencapai tujuan manajemen risiko perbankan, bank harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai, serta harus terus meningkatkan sistem dan infrastruktur mereka.
Dengan melakukan manajemen risiko yang efektif, bank dapat meminimalkan risiko dan meningkatkan kepercayaan nasabah dan investor.
Mengapa Manajemen Risiko Perbankan Penting?
Manajemen risiko perbankan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap bank.
Dengan melakukan manajemen risiko yang efektif, bank dapat menghindari kerugian finansial yang besar dan mempertahankan stabilitas keuangan mereka.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa manajemen risiko perbankan sangat penting:
1. Melindungi Bank dari Kerugian Finansial
Manajemen risiko perbankan membantu melindungi bank dari kerugian finansial yang disebabkan oleh risiko yang terkait dengan aktivitas perbankan.
Risiko yang mungkin timbul dari operasi bisnis bank dapat bervariasi, mulai dari risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, hingga risiko operasional.
Dalam hal ini, manajemen risiko perbankan dapat membantu bank dalam mengidentifikasi risiko-risiko ini, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengendalikan risiko tersebut.
2. Meningkatkan Kepercayaan Nasabah dan Investor
Dalam dunia perbankan, kepercayaan nasabah dan investor sangatlah penting.
Manajemen risiko perbankan dapat membantu bank dalam mencapai tujuan tersebut.
Dengan melakukan manajemen risiko yang efektif, bank dapat meminimalkan risiko dan meningkatkan kepercayaan nasabah dan investor.
Hal ini sangat penting untuk mempertahankan reputasi bank, serta untuk menarik investasi dan dana nasabah yang lebih banyak.
3. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Manajemen risiko perbankan dapat membantu bank dalam meningkatkan efisiensi operasional mereka.RISI
Dengan memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas dalam mengelola risiko, bank dapat memperbaiki sistem dan infrastruktur mereka, serta mengidentifikasi kelemahan dalam aktivitas bisnis mereka.
Dalam jangka panjang, hal ini dapat membantu bank dalam meningkatkan efisiensi operasional mereka, dan memaksimalkan keuntungan.
4. Meningkatkan Kepatuhan Terhadap Regulasi yang Berlaku
Manajemen risiko perbankan juga penting dalam menunjang dunia perbankan mematuhi regulasi yang berlaku.
Setiap bank harus mematuhi berbagai peraturan dan kebijakan dari regulator dan pihak berwenang.
Dalam hal ini, manajemen risiko dapat membantu bank dalam memastikan bahwa mereka mematuhi regulasi yang berlaku, dan menghindari sanksi dan denda yang mungkin timbul akibat pelanggaran regulasi.
Dalam era bisnis yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat, manajemen risiko harus menjadi fokus utama bank untuk mempertahankan stabilitas keuangan mereka dan memastikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
II.Jenis Risiko Yang Dihadapi Dalam Manajemen Risiko Perbankan
Perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki berbagai macam risiko yang perlu dikelola dengan baik.
Risiko-risiko tersebut dapat berasal dari internal maupun eksternal bank.
Berikut adalah beberapa jenis risiko utama yang dihadapi oleh dunia perbankan:
1. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko yang timbul akibat kemungkinan debitur tidak dapat membayar kembali pinjaman atau kewajiban finansial lainnya kepada bank.
Risiko kredit merupakan risiko yang paling umum dihadapi oleh bank, dan memerlukan manajemen risiko yang cermat.
Untuk mengurangi risiko kredit, bank dapat melakukan evaluasi kredit yang baik dan memastikan bahwa nasabah memenuhi syarat dan memiliki kapasitas untuk membayar kembali pinjaman.
2. Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko yang timbul akibat fluktuasi harga pasar yang dapat mempengaruhi portofolio investasi bank.
Risiko pasar dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko saham, dan sebagainya.
Dalam hal ini, manajemen risiko perbankan perlu melakukan pengelolaan risiko pasar dengan melakukan diversifikasi investasi dan melakukan pengawasan secara cermat terhadap pasar keuangan.
3. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek.
Risiko ini dapat terjadi apabila bank tidak memiliki cadangan likuiditas yang cukup, atau apabila terjadi penarikan dana besar-besaran oleh nasabah.
Manajemen risiko perbankan perlu memastikan bahwa bank memiliki cadangan likuiditas yang cukup dan memiliki kebijakan yang tepat dalam mengelola likuiditas.
Dalam menghadapi risiko-risiko tersebut, bank perlu memiliki manajemen risiko yang efektif dan cermat.
Dengan melakukan manajemen risiko yang baik, bank dapat menghindari kerugian finansial yang besar, mempertahankan stabilitas keuangan mereka, dan meningkatkan kepercayaan nasabah dan investor.
Selain risiko utama yang sudah disebutkan di atas , masih terdapat beberapa risiko lain yang dihadapi oleh perbankan yang juga perlu dikelola dengan baik, di antaranya:
- Risiko Operasional, Risiko operasional adalah risiko yang timbul akibat kegagalan proses internal bank, kesalahan manusia, atau gangguan teknologi yang dapat menyebabkan kerugian finansial bagi bank. Risiko operasional dapat dihadapi oleh seluruh unit operasional di bank, termasuk bagian keuangan, operasional, maupun teknologi informasi.
- Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko yang timbul akibat reputasi bank yang tercoreng akibat tindakan atau keputusan yang diambil oleh bank atau pihak lain yang berhubungan dengan bank. Risiko reputasi dapat mempengaruhi kepercayaan nasabah dan investor terhadap bank, sehingga dapat berdampak pada kinerja keuangan dan citra bank.
- Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat pelanggaran terhadap peraturan dan regulasi yang berlaku di industri perbankan, seperti pelanggaran terhadap aturan anti pencucian uang atau ketentuan perpajakan. Risiko hukum dapat menyebabkan kerugian finansial bagi bank dan dapat menimbulkan sanksi hukum yang serius.
III.Kerangka Manajemen Risiko Perbankan
Untuk dapat mengelola risiko dengan baik, bank harus memiliki kerangka manajemen risiko yang terstruktur dan terukur.
Kerangka manajemen risiko perbankan umumnya terdiri dari beberapa tahapan.
Tahapan ini bisa berbeda menyesuaikan kebutuhan di masing-masing bank.
Namun tahapan umum manajemen risiko perbankan di antaranya:
1. Identifikasi Risiko
Tahap pertama dalam kerangka manajemen risiko perbankan adalah mengidentifikasi risiko yang mungkin dihadapi oleh bank.
Risiko dapat berasal dari berbagai aspek, seperti kredit, pasar, likuiditas, operasional, reputasi, dan hukum.
Setelah risiko diidentifikasi, bank harus melakukan analisis untuk menilai tingkat risiko yang muncul dan menentukan strategi yang tepat untuk mengelolanya.
2. Penilaian Risiko
Tahap kedua adalah melakukan penilaian risiko.
Penilaian risiko dilakukan untuk menentukan dampak dan kemungkinan terjadinya risiko tersebut.
Penilaian risiko dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, seperti analisis statistik atau analisis kualitatif.
Hasil dari penilaian risiko dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan strategi pengendalian risiko.
3. Pengendalian Risiko
Tahap ketiga adalah melakukan pengendalian risiko.
Pengendalian risiko dilakukan dengan mengimplementasikan berbagai strategi dan kebijakan yang telah ditentukan.
Pengendalian risiko dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti diversifikasi portofolio, penggunaan instrumen derivatif, dan manajemen likuiditas.
4. Monitoring dan Evaluasi
Tahap terakhir adalah monitoring dan evaluasi.
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memastikan bahwa strategi pengendalian risiko yang telah ditentukan berjalan dengan baik dan efektif.
Hasil dari monitoring dan evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik dalam proses manajemen risiko yang selanjutnya.
Dengan mengikuti kerangka manajemen risiko perbankan yang terstruktur dan terukur, bank dapat mengelola risiko dengan lebih efektif dan mengurangi potensi kerugian finansial yang mungkin terjadi.
IV.Pelajaran Dari Krisis Perbankan Masa Lalu
Krisis risiko perbankan telah terjadi berulang kali dalam sejarah perbankan dunia.
Krisis-krisis ini mengakibatkan kerugian finansial yang besar dan bahkan dapat memicu krisis ekonomi secara lebih luas.
Oleh karena itu, penting bagi bank untuk belajar dari krisis masa lalu dan memperbaiki manajemen risiko perbankan mereka.
Beberapa peristiwa krisis risiko perbankan masa lalu yang penting antara lain:
1. Krisis Keuangan Asia (1997)
Krisis keuangan Asia terjadi pada tahun 1997 dan melanda sejumlah negara di Asia Tenggara, seperti Thailand, Indonesia, dan Korea Selatan.
Krisis ini terjadi akibat meningkatnya utang luar negeri, melemahnya nilai tukar, dan turunnya harga aset.
Banyak bank yang mengalami kesulitan likuiditas dan mengalami kerugian finansial yang besar.
2. Krisis Keuangan Global (2008)
Krisis keuangan global terjadi pada tahun 2008 dan melanda banyak negara di seluruh dunia.
Krisis ini dipicu oleh krisis perumahan di Amerika Serikat yang berdampak pada pasar keuangan global.
Banyak bank yang mengalami kesulitan likuiditas dan solvabilitas, sehingga memicu resesi global yang hebat.
3. Krisis Keuangan Indonesia (1997-1998)
Krisis keuangan Indonesia terjadi pada tahun 1997-1998 dan melanda sektor keuangan Indonesia secara luas.
Krisis ini terjadi akibat tingginya utang luar negeri dan melemahnya nilai tukar rupiah.
Banyak bank yang mengalami kesulitan likuiditas dan solvabilitas, sehingga memicu krisis ekonomi yang hebat.
4. Krisis Keuangan Rusia (1998)
Krisis Keuangan Rusia terjadi pada tahun 1998 di Rusia dan negara-negara tetangganya.
Krisis ini disebabkan oleh sejumlah faktor, di antaranya yaitu rendahnya harga minyak, kebijakan moneter yang tidak stabil, dan kegagalan dalam mengelola risiko perbankan.
Banyak bank di Rusia yang memberikan pinjaman besar-besaran kepada proyek-proyek yang tidak menguntungkan, sehingga ketika terjadi krisis keuangan, banyak bank yang mengalami kebangkrutan.
5. Krisis Ekonomi Venezuela (2014 s/d Saat Ini)
Krisis perbankan di Venezuela dimulai pada tahun 2014 ketika negara tersebut mengalami resesi yang disebabkan oleh penurunan harga minyak dan kebijakan ekonomi yang buruk.
Kondisi ekonomi yang memburuk ini berdampak pada sektor perbankan di Venezuela.
Beberapa faktor yang mempengaruhi krisis perbankan Venezuela antara lain adalah inflasi yang tinggi, pengendalian mata uang yang buruk, dan kurangnya likuiditas.
Inflasi yang tinggi membuat biaya hidup di Venezuela semakin mahal, sementara pengendalian mata uang yang buruk membuat nilai bolivar Venezuela turun tajam dan sulit dijadikan alat tukar yang dapat diandalkan.
Kurangnya likuiditas juga membuat bank sulit untuk memenuhi permintaan nasabah untuk menarik dana mereka.
Krisis perbankan Venezuela memicu kepanikan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat, dan banyak orang yang mulai menarik uang mereka dari bank.
Kekhawatiran ini kemudian menyebabkan banyak bank kecil di Venezuela mengalami masalah likuiditas dan akhirnya gulung tikar.
Krisis ini juga berdampak pada bank-bank besar di Venezuela, yang mengalami kesulitan dalam memenuhi permintaan nasabah untuk menarik dana mereka.
Pemerintah Venezuela mencoba untuk menangani krisis perbankan dengan mengeluarkan kebijakan ekonomi baru, seperti mengendalikan harga barang-barang pokok dan menaikkan suku bunga.
Namun, kebijakan-kebijakan ini tidak berhasil menyelesaikan masalah fundamental dalam sistem perbankan Venezuela.
Akibatnya, banyak bank di Venezuela yang masih beroperasi mengalami masalah likuiditas dan sulit untuk memenuhi permintaan nasabah.
Banyak masyarakat Venezuela yang mengalami kesulitan dalam mengakses dana mereka, sementara pengusaha dan investor asing mulai meninggalkan negara tersebut karena ketidakpastian ekonomi dan politik yang tinggi.
Pelajaran Yang Bisa Diambil Dari Peristiwa-Peristiwa Tersebut Berkaitan Dengan Manajemen Risiko Perbankan
Sebenarnya masih ada beberapa kejadian lain yang mungkin bisa dimasukkan dalam daftar di atas.
Namun cukup dengan melihat peristiwa-peristiwa tersebut ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil.
- Pentingnya kebijakan pengaturan risiko yang ketat dalam manajemen risiko perbankan. Kebijakan ini harus mencakup semua jenis risiko yang dapat dihadapi oleh sebuah bank, termasuk risiko kredit, likuiditas, pasar, operasional, dan risiko reputasi.
- Pentingnya diversifikasi portofolio dan pemeriksaan kredit yang lebih ketat. Diversifikasi portofolio dapat membantu mengurangi risiko kredit yang terkonsentrasi pada sektor atau debitur tertentu, sementara pemeriksaan kredit yang lebih ketat dapat meminimalkan risiko kredit.
- Perlu adanya pemantauan yang ketat terhadap pasar dan kondisi ekonomi secara keseluruhan. Dalam manajemen risiko perbankan, penting untuk memperhatikan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi risiko yang dihadapi oleh sebuah bank, seperti kondisi pasar dan ekonomi secara keseluruhan.
- Perlunya pemeriksaan ketat terhadap risiko operasional. Selain risiko kredit, likuiditas, dan pasar, risiko operasional juga harus dipertimbangkan dalam manajemen risiko perbankan. Pelajaran dari beberapa krisis keuangan menunjukkan bahwa risiko operasional seperti kecurangan dan kesalahan internal dapat menjadi pemicu dari krisis keuangan.
- Perlu adanya pengaturan atau regulasi yang lebih kuat. Pelajaran dari krisis keuangan menunjukkan pentingnya pengaturan yang lebih kuat dan kebijakan yang lebih ketat dari regulator dalam memastikan bahwa bank beroperasi secara sehat dan mematuhi prinsip-prinsip manajemen risiko perbankan yang baik.
- Transparansi dan pelaporan yang lebih baik. Transparansi dan pelaporan yang lebih baik adalah kunci penting dalam manajemen risiko perbankan yang efektif. Pelajaran dari beberapa krisis keuangan menunjukkan pentingnya transparansi dan pelaporan yang baik dalam memungkinkan regulator dan investor untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi dan mengambil tindakan yang diperlukan.
- Pentingnya fokus pada sistem pengendalian internal. Krisis keuangan menunjukkan betapa pentingnya sistem pengendalian internal yang kuat dalam mencegah risiko operasional dan memastikan bahwa bank mengikuti praktik manajemen risiko perbankan yang baik.
- Perlunya memperhatikan risiko sistemik. Pelajaran dari beberapa krisis keuangan menunjukkan bahwa risiko sistemik dapat mempengaruhi banyak bank dan bahkan seluruh sistem keuangan. Oleh karena itu, manajemen risiko perbankan harus mempertimbangkan risiko sistemik dalam membangun kebijakan dan strategi manajemen risiko.
V.Tantangan Saat Ini dalam Manajemen Risiko Perbankan
1. Teknologi dan Inovasi
Perkembangan teknologi dan inovasi terus berkembang dan berubah dengan cepat, menghadirkan tantangan baru dalam manajemen risiko perbankan.
Perbankan saat ini perlu memastikan bahwa sistem mereka mampu mengatasi risiko yang terkait dengan teknologi dan inovasi, seperti risiko keamanan siber, kebocoran data, dan penipuan online.
2. Perubahan Regulasi
Peraturan dan regulasi di bidang keuangan terus berubah dan berkembang, seringkali membingungkan dan menuntut perubahan cepat dalam manajemen risiko perbankan.
Perbankan harus mampu memahami dan menyesuaikan diri dengan peraturan dan regulasi baru untuk meminimalkan risiko dan mematuhi aturan.
3. Globalisasi
Globalisasi telah membuka pintu untuk perbankan untuk beroperasi di pasar internasional, tetapi juga membawa risiko baru dalam manajemen risiko perbankan.
Perbankan harus memahami risiko yang terkait dengan operDataasi di luar negeri, seperti risiko politik, risiko valuta asing, dan risiko kepatuhan hukum.
4. Perubahan Perilaku Pelanggan
Perilaku pelanggan terus berubah dengan cepat dan seringkali sulit diprediksi, menghadirkan tantangan dalam manajemen risiko perbankan.
Perbankan perlu memahami perilaku pelanggan yang berubah dan menyesuaikan strategi bisnis dan manajemen risiko mereka untuk meminimalkan risiko.
5. Ketersediaan Data yang Berlebihan
Ketersediaan data yang berlebihan bisa menjadi tantangan dalam manajemen risiko perbankan.
Data yang berlebihan bisa menjadi sulit untuk diproses dan menganalisis, sehingga bisa mengganggu pengambilan keputusan yang tepat dalam manajemen risiko perbankan.
Oleh karena itu, perbankan perlu mengadopsi teknologi dan proses yang efektif untuk memproses dan menganalisis data.
VI.Strategi Terbaik Manajemen Risiko Perbankan
Strategi terbaik untuk mengelola risiko perbankan mencakup beberapa hal penting yang harus dilakukan oleh bank untuk mengelola risiko dengan baik.
Berikut adalah beberapa strategi terbaik dalam manajemen risiko perbankan:
- Identifikasi dan evaluasi risiko: Bank harus mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko secara terus-menerus. Identifikasi dan evaluasi risiko harus dilakukan pada setiap jenis risiko yang dihadapi oleh bank, seperti risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, dan risiko operasional.
- Pengembangan kebijakan dan prosedur manajemen risiko: Bank harus memiliki kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang jelas dan terstruktur dengan baik. Hal ini akan memastikan bahwa seluruh risiko yang dihadapi oleh bank dapat dikelola dengan baik dan sesuai dengan standar peraturan perbankan yang berlaku.
- Penggunaan teknologi dan sistem manajemen risiko: Bank harus memanfaatkan teknologi dan sistem manajemen risiko untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko dengan lebih efektif. Sistem manajemen risiko yang canggih dan terintegrasi dapat membantu bank dalam melakukan pemantauan dan pengendalian risiko secara real-time.
- Penerapan tata kelola perbankan yang baik: Bank harus menerapkan tata kelola perbankan yang baik dan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil terkait dengan manajemen risiko telah melalui proses yang benar dan terstruktur dengan baik.
- Pelatihan dan pengembangan karyawan: Bank harus memberikan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola risiko. Karyawan harus memiliki pemahaman yang baik tentang risiko yang dihadapi oleh bank dan bagaimana cara mengelolanya dengan benar.
Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, bank dapat meminimalkan risiko yang dihadapi dan meningkatkan kinerja secara keseluruhan.
Namun, strategi terbaik dalam manajemen risiko perbankan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan bank itu sendiri.
VIII.Kesimpulan
Dalam dunia perbankan, manajemen risiko menjadi salah satu hal yang sangat penting.
Krisis perbankan dan keuangan masa lalu telah memberikan banyak pelajaran bagi bank-bank di seluruh dunia.
Dalam menghadapi tantangan masa depan, bank perlu memahami jenis-jenis risiko yang dihadapi dan mengimplementasikan kerangka manajemen risiko yang baik.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh bank saat ini adalah perkembangan teknologi dan kompleksitas bisnis.
Oleh karena itu, bank perlu memperkuat manajemen risiko mereka dengan menggunakan teknologi dan data analytics untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko.
Selain itu, bank juga harus memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Strategi terbaik dalam manajemen risiko bagi bank melibatkan penerapan pendekatan holistik, di mana risiko dikelola secara terintegrasi dan tidak terpisah-pisah.
Bank juga harus menerapkan pendekatan berbasis risiko, di mana risiko dievaluasi dan dikelola berdasarkan tingkat kepentingannya.
Selain itu, bank juga harus memperhatikan aspek budaya dan keterlibatan manajemen atas manajemen risiko.
Dalam menghadapi tantangan dan risiko di masa depan, bank perlu memperkuat manajemen risiko mereka dan mengembangkan strategi yang tepat untuk mengelola risiko dengan baik.
Penting bagi bank untuk mempelajari pelajaran dari krisis perbankan masa lalu dan terus memperbarui kerangka manajemen risiko mereka agar tetap efektif dan responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis dan peraturan yang berlaku.
Referensi :
Wikipedia contributors. (2023, February 24). Risiko Kredit. In Wikipedia, The Free Encyclopedia. Retrieved 05:15, March 1, 2023, from https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Risiko_kredit&oldid=19658760.
Wikipedia contributors. (2022, December 20). Risiko Likuiditas. In Wikipedia. Retrieved February 28, 2023, from https://id.wikipedia.org/wiki/Risiko_likuiditas