Teknik Identifikasi dan Evaluasi Risiko Dalam Manajemen Risiko
Teknik Identifikasi dan Evaluasi Risiko Dalam Manajemen Risiko

Teknik identifikasi dan evaluasi risiko adalah suatu hal yang penting dalam manajemen risiko.

Untuk yang belum mengerti, Manajemen risiko adalah suatu proses yang penting dalam bisnis untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko yang mungkin terjadi.

Untuk melengkapi artikel sebelumnya mengenai Evaluasi Risiko, maka pada artikel ini akan coba dibahas mengenai Teknik identifikasi dan evaluasi risiko.

Dengan memahami teknik dan evaluasi manajemen risiko, Anda dapat menghindari kerugian yang tidak perlu dan meningkatkan kesuksesan bisnis Anda.

Pelajari lebih lanjut tentang manajemen risiko dengan panduan ini.

I. Pengertian Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah suatu proses yang melibatkan identifikasi, evaluasi, dan pengelolaan risiko yang mungkin terjadi dalam suatu organisasi atau bisnis.

Tujuannya adalah untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian atau kegagalan, serta meningkatkan kesuksesan bisnis.

Dalam manajemen risiko, risiko dapat diidentifikasi dari berbagai aspek seperti keuangan, operasional, hukum, dan reputasi.

Setelah risiko diidentifikasi, evaluasi risiko dilakukan untuk menentukan tingkat keparahan dan kemungkinan terjadinya risiko tersebut.

Dengan memahami manajemen risiko, bisnis dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kesuksesan bisnis.

II. Teknik Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko adalah langkah pertama dalam manajemen risiko.

Risiko dapat diidentifikasi dari berbagai aspek seperti keuangan, operasional, hukum, dan reputasi.

Untuk mengidentifikasi risiko, perlu dilakukan analisis terhadap proses bisnis, lingkungan bisnis, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi bisnis.

Pengertian Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko adalah proses untuk menemukan dan mengenali risiko-risiko yang mungkin terjadi pada suatu proyek atau aktivitas organisasi untuk kemudian menganalisa karateristiknya.

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi semua potensi risiko dan membuat daftar risiko yang mungkin terjadi lengkap dengan karakteristiknya sehingga memberikan pengetahuan dan kemampuan kepada organisasi untuk menanganinya apabila risiko tersebut benar-benar terjadi.

Ada tiga sikap yang umumnya terjadi saat berhadapan dengan sebuah risiko yaitu :

  • Menghindar, ini artinya tidak mau mengambil atau menghadapi suatu risiko dikarenakan menganggap bahwa risiko tersebut hanya akan memberikan dampak yang buruk.
  • Membiarkan, ini artinya menerima bahwa risiko tersebut ada namun menganggap bahwa dampak yang ditimbulkannya tidak signifikan.
  • Mengelola, ini artinya mengetahui bahwa risiko itu ada namun melihat suatu potensi positif yang bisa dicapai apabila risiko tersebut bisa dikelola dengan baik.

Untuk dapat mengambil sikap yang tepat saat menghadapi risiko , maka kita perlu lebih dahulu mengenali dan mengevaluasi risiko tersebut.

Dengan begitu kita menjadi jelas harus mengambil sikap yang mana.

Langkah-Langkah Identifikasi Risiko

Berikut ini adalah langkah-langkah identifikasi risiko yang dapat dilakukan:

  1. Identifikasi semua kemungkinan risiko yang mungkin terjadi pada proyek atau aktivitas organisasi.
  2. Klasifikasikan risiko menjadi jenis risiko yang berbeda, seperti risiko finansial, operasional, lingkungan, legal, dan lain-lain.
  3. Evaluasi kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya pada proyek atau aktivitas organisasi.
  4. Prioritaskan risiko berdasarkan probabilitas terjadinya dan dampaknya pada proyek atau aktivitas organisasi.
  5. Buat daftar risiko yang teridentifikasi dan urutkan berdasarkan tingkat prioritas.

Contoh Identifikasi Risiko Pada Manajemen Risiko Proyek

Untuk lebih memperjelas serta mempermudah pembahasan pada artikel ini mari kita akan coba ambil contoh dalam manajemen risiko proyek.

Secara umum proses identifikasi risiko pada manajemen proyek dapat digambarkan sebagai berikut :

teknik identifikasi dan evaluasi risiko pada manajemen proyek  berdasar PMBOK 5th edition

Adapun peserta yang dapat ikut dalam kegiatan identifikasi risiko proyek ini bisa terdiri dari personil-personil berikut :

  • Manajer Proyek
  • Anggota Tim Proyek
  • Tim Manajemen Risiko
  • Klien / Pelanggan
  • Ahli Dari Luar Tim Proyek
  • Pengguna Akhir
  • Manajer Proyek Lainnya
  • Pemangku Kepentingan (Stakeholders)
  • Konsultan Manajemen Risiko

Pada pelaksanaannya semua pihak yang terlibat ditugaskan untuk dapat mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin terjadi.

Adapun proses ini bukanlah merupakan satu kali proses melainkan proses yang berulang-ulang.

Karena risiko-risiko baru kerap bermunculan seiring dengan kemajuan proyek.

Pada gambar di atas bisa dilihat bahwa proses identifikasi risiko dapat terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Inputs, Tools & Techniques yang pada akhirnya menghasilkan keluaran (Outputs) berupa daftar risiko.

INPUTS

Untuk masukan dalam proses identifikasi risiko di manajemen proyek ada 13 hal yang bisa dianalisa yaitu :

  • Rencana Manajemen Risiko, dimana elemen kunci yang harus dianalisa dari manajemen risiko yang berhubungan dengan Identifikasi Risiko pada manajemen proyek ini adalah 01. Peran dan tanggung jawab, 02. Ketersediaan Sumber Daya untuk kegiatan Manajemen Risiko dalam kaitannya dengan budget dan skedul, 03. Kategori risiko
  • Rencana Manajemen Biaya, yang menjelaskan bagaimana dalam proyek tersebut biaya akan direncanakan. disusun dalam struktur dan dikendalikan. Jadi dengan meneliti Rencana Manajemen Biaya maka akan bisa diketahui proses dan tingkat pengendalian biaya dalam keseluruhan proyek untuk dapat mengidentifikasi Risiko yang terdapat di dalamnya.
  • Rencana Manajemen Waktu (Skedul), yaitu komponen dari manajemen proyek yang menetapkan kriteria, memantau dan mengendalikan waktu kegiatan, yang sifatnya bisa formal maupun informal, terperinci atau luas berdasarkan kebutuhan proyek. Dengan menganalisa Rencana Manajemen Waktu dalam proses identifikasi risiko maka akan didapatkan pemahaman mengenai target dan pencapaian serta risiko-risiko apakah yang terkandung di dalamnya.
  • Rencana Manajemen Kualitas, yaitu proses menetapkan persyaratan kualitas dan/atau standar untuk pengerjaan proyek dan hasilnya serta mengawasi dan mendokumentasikan bagaimana perkembangan proyek dibanding dengan persyaratan kualitas yang telah ditetapkan. Pada bagian ini tentu rawan terjadi ketidak-sesuaian, untuk itu perlu menjadikan Rencana Manajemen Kualitas sebagai masukkan (Inputs) untuk melakukan analisa dan identifikasi risiko-risiko yang ada.
  • Rencana Manajemen Sumber Daya (Manusia), merupakan salah satu bagian dalam manajemen proyek secara keseluruhan yang memberikan arahan bagaimana sumber daya akan didefinisikan. disusun, di kelola dan pada akhirnya didistribusikan. Di dalamnya termasuk menetapkan peran dan tanggung jawab, struktur organisasi proyek dan rencana pengelolaan pekerja yang jika dianalisa dapat memberikan masukan penting bagi proses identifikasi risiko.
  • Dasar Luang Lingkup, adalah bagian manajemen proyek yang menjelaskan mengenai struktur rincian kerja yang telah dinyatakan dan disetujui bersama dan hanya dapat diubah melalui prosedur perubahan formal. Di dalamnya biasanya mengandung asumsi-asumsi bagaimana proyek dikerjakan dimana ketidak-pastian pada asumsi-asumsi tersebut sebaiknya dianalisa dan dievaluasi sebagai penyebab potensial risiko proyek.
  • Estimasi Biaya, adalah perkiraan biaya yang mungkin dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan proyek. Biasanya mencakup biaya tenaga kerja, biaya material, peralatan, jasa, fasilitas, biaya IT, dan biaya-biaya khusus seperti biaya keuangan, misalnya biaya bunga, biaya kenaikan upah, perubahan nilai tukar, serta biaya-biaya tidak langsung. Dalam hal estimasi biaya ini ada beberapa risiko yang bisa menjadi input penting untuk proses identifikasi risiko seperti ; kekurangan biaya untuk menyelesaikan kegiatan proyek.
  • Estimasi Waktu, secara umum adalah estimasi yang biasanya berupa jumlah periode waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Estimasi waktu ini bisa saja bukan berupa angka pasti, misalnya ; 10% kemungkinan proyek ini akan melebihi 3 minggu, yang artinya ada 90% proyek tersebut akan selesai dalam 3 minggu atau kurang. Seperti umumnya estimasi mengandung risiko ketidk-sesuaian oleh karenanya hal ini juga merupakan input yang penting untuk proses identifikasi risiko proyek.
  • Daftar Pemangku Kepentingan, ini berisi semua detail terkait pemangku kepentingan yang teridentifikasi yang antara lain berisi : Nama, Posisi dalam Organisasi, Lokasi, Peran dalam Proyek, Kontak Informasi, dll. Hal ini penting untuk dianalisa sebagai input dalam mengidentifikasi risiko, karena ini akan memastikan bahwa stakeholder, terutama pemangku kepentingan sponsor dan pelanggan diwawancarai dan berpartisipasi selama proses identifikasi risiko.
  • Dokumen Proyek, menyediakan informasi kepada tim proyek mengenai keputusan-keputusan untuk melakukan identifikasi risiko proyek. Dokumen proyek meningkatkan komunikasi diantara tim dengan pemangku kepentingan yang antara lain meliputi ; Project Charter, Skedul Proyek, Diagram Jaringan , Catatan Masalah, Ceklis Kualitas, dll.
  • Dokumen Pengadaan, adalah dokumen yang digunakan untuk menjaring calon supplier. Dokumen ini bisa berupa dokumen tender, atau surat penawaran untuk memilih supplir berdasarkan harga. Bisa juga berupa proposal yang umum digunakan untuk pertimbangan kemampuan teknis. Jika proyek membutuhkan sumber dokumen pengadaan eksternal, maka dokumen pengadaan ini bisa menjadi input dalam proses identifikasi risiko.
  • Faktor Lingkungan, mengacu kepada kondisi yang bisa mempengaruhi , membatasi ataupun mengarahkan proyek. Faktor ini juga penting untuk dianalisa dalam proses Identifikasi Risiko. Faktor-faktor ini antara lain ; struktur perusahaan, tingkat kepatuhan, keadaan geografis dari fasilitas dan sumber daya, peraturan pemerintah,atau standar industri,infrastruktur,sumber daya manusia yang tersedia,dll.
  • Aset Proses Organisasi, adalah rencana, proses, kebijakan, prosedur, dan basis pengetahuan khusus yang digunakan oleh organisasi yang melakukan. Contohnya antara lain praktik, atau pengetahuan apa pun dari salah satu atau semua organisasi yang terlibat dalam proyek yang dapat digunakan untuk melakukan atau mengatur proyek. Aset proses ini termasuk juga rencana formal dan informal, proses, kebijakan, prosedur, dan basis pengetahuan yang digunakan oleh organisasi Aset proses juga mencakup basis pengetahuan organisasi seperti jadwal yang telah selesai, data risiko, dan perolehan data nilai. Aset proses organisasi adalah input untuk sebagian besar proses perencanaan. Sepanjang proyek, anggota tim dapat memperbarui dan menambah aset proses organisasi seperlunya. Aset proses organisasi ini umumnya dapat dikelompokkan menjadi dua kategori: (1) proses dan prosedur, dan (2) basis pengetahuan perusahaan.

TOOLS & TECHNIQUES

Kembali kepada gambar proses identifikasi risiko di atas maka setelah kita mendapatkan Input (Masukan) maka berikutnya kita akan membahas tools dan techniques apa saja yang biasanya digunakan dalam menganalisa dan menyusun Daftar Risiko.

  • Review Dokumen, teknik pertama yang bisa digunakan setelah menerima input/masukan adalah dengan melakukan Review Dokumen. Di dalamnya mencakup melakukan analisa terhadap perencanaan dan konsistensi realisasinya. Dari review tersebut biasanya kita bisa mengidentifikasi risiko-risiko yang terindikasi.
  • Teknik Pengumpulan Informasi, selain review dokumen teknik yang kedua yang bisa dilakukan adalah menggunakan teknik pengumpulan Informasi. Ada beberapa contoh teknik yang biasanya digunakan yaitu ; Brainstorming (Anggota tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu saling sumbang saran terkait risiko yang dihadapi), Delphi Technique (Melakukan survei secara anonim kepada beberapa ahli manajemen risiko untuk mengurangi bias dan mencegah seorang ahli mempengaruhi hasilnya), Interview (melakukan wawancara kepada peserta proyek yang sudah berpengalaman, pemangku kepentingan dan ahli yang berkaitan untuk mengidentifikasikan risiko), Analisa Akar Permasalahan (teknik spesifik yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah, mengungkap penyebab yang mungkin sebelumnya tidak nampak, untuk mengembangkan tindakan pencegahan).
  • Analisa Ceklist, teknik ini bisa digunakan apabila ada proyek yang sama pernah dilaksanakan sebelumnya. Berdasarkan data historis proyek tersebut dengan ditambah beberapa sumber lain bisa disusun ceklist untuk melakukan identifikasi risiko. Dalam proyek biasanya ada RBS (RIsk Breakdown Structure) , dimana level terendah dari RBS juga dapat digunakan sebagai ceklist dalam identifikasi risiko.
  • Analisa Asumsi, setiap proyek dan rencananya disusun dan dikembangkan berdasarkan serangkaian hipotesis, skenario, atau asumsi. Analisa asumsi adalah sebuah teknik yang menganalisa apakah asumsi-asumsi tersebut valid, ataukah terdapat penyimpangan pada pelaksanaannya. Selain itu juga diteliti apakah ada ketidak stabilan, ketidak akuratan serta ketidak lengkapan asumsi dalam pelaksanaan proyek tersebut. Itu semua dapat dipakai untuk melakukan identifikasi risiko.
  • Teknik Diagram, beberapa teknik diagram yang populer digunakan untuk identifikasi risiko diantaranya adalah Fishbone/Ishikawa Diagram yang menganalisa penyebab dan efek dari risiko, Flow Chart Sistem atau Proses, yang menunjukkan berbagai elemen dari sistem yang saling berhubungan dan mekanisme dari penyebab risiko, dll.
  • Analisa SWOT, telah beberapa kali kita bahas (salah satunya pada artikel ini) , analisa SWOT adalah teknik analisa yang meneliti Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threads) yang ada dari input/masukan yang diterima.
  • Penilaian Ahli, teknik ini adalah teknik identifikasi risiko secara langsung berdasarkan penilaian ahli yang memiliki kompetensi di bidang manajemen risiko, maupun orang yang telah berpengalaman dalam proyek yang serupa. Namun satu hal yang perlu dicatat saat menggunakan teknik ini adalah bisa terjadi bias pendapat karena masing-masing ahli memiliki pengalaman dan penilaian yang berbeda-beda.

OUTPUTS

Hasil akhir dari proses Identifikasi Risiko yang diharapkan adalah terbentuknya Daftar Risiko (Risk Rigister).

Daftar Risiko adalah sebuah dokumen yang merupakan hasil dari proses analisa risiko dengan mencatat semua rencana pengelolaannya.

Jadi secara umum Daftar Risiko atau Risk Register ini bisa terbagi menjadi dua bagian :

  • Daftar Risiko Yang Telah Teridentifikasi, adalah daftar risiko yang dijelaskan secara lebih mendetail dengan menggunakan struktur yang terperinci. Misalnya EVENT yang terjadi bisa mengakibatkan IMPACT, atau jika terdapat CAUSE , EVENT yang terjadi bisa menyebabkan terjadinya EFFECT tertentu.
  • Daftar Respon Risiko Yang Memungkinkan, respon atau tanggapan atas risiko yang teridentifikasi terkadang bisa diketahui selama proses identifikasi risiko. Respon ini bisa didaftarkan sebagai rencana pengelolaan risiko.

III. Teknik Evaluasi Risiko

Setelah risiko diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi risiko.

Evaluasi risiko dilakukan untuk menentukan tingkat keparahan dan kemungkinan terjadinya risiko tersebut.

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam evaluasi risiko, seperti dampak risiko pada bisnis, kemungkinan terjadinya risiko, dan sumber daya yang tersedia untuk mengatasi risiko.

Dengan melakukan evaluasi risiko secara tepat, bisnis dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kesuksesan bisnis.

Evaluasi risiko adalah proses yang kompleks dan harus dilakukan secara hati-hati dan terperinci.

Pengertian Evaluasi Risiko

Evaluasi risiko adalah proses untuk menentukan nilai risiko berdasarkan kemungkinan terjadinya dan dampaknya pada proyek atau aktivitas organisasi.

Tujuannya adalah untuk menentukan prioritas tindakan untuk mengelola atau mengurangi risiko.

Hasil evaluasi risiko juga dapat digunakan untuk memutuskan apakah risiko tersebut dapat diterima atau tidak.

Langkah-langkah Evaluasi Risiko

Berikut ini adalah langkah-langkah evaluasi risiko yang dapat dilakukan:

1. Menentukan kemungkinan terjadinya risiko

  • Evaluasi seberapa sering risiko terjadi di masa lalu atau di industri yang sama.
  • Tinjau kemungkinan risiko terjadi pada proyek atau aktivitas organisasi berdasarkan kondisi saat ini.
  • Evaluasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.

2. Menentukan dampak risiko

  • Tinjau dampak risiko pada tujuan proyek atau aktivitas organisasi.
  • Tinjau dampak risiko pada biaya, jadwal, sumber daya, atau kinerja organisasi.
  • Evaluasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau mengurangi dampak risiko.

3. Menentukan tingkat risiko

  • Gunakan skala atau model yang diterima secara umum untuk menentukan tingkat risiko.
  • Hitung nilai risiko dengan mengalikan kemungkinan terjadinya dan dampak risiko.
  • Prioritaskan risiko berdasarkan tingkat risiko.

4. Menentukan tindakan untuk mengelola atau mengurangi risiko

  • Tinjau opsi tindakan untuk mengelola atau mengurangi risiko.
  • Prioritaskan opsi tindakan berdasarkan dampaknya pada risiko dan biaya atau sumber daya yang terlibat.
  • Buat rencana tindakan untuk mengelola atau mengurangi risiko.

Contoh Evaluasi Risiko pada Berbagai Industri

Berikut ini adalah contoh evaluasi risiko pada berbagai industri:

  1. Industri Konstruksi
  • Keterlambatan proyek karena cuaca buruk atau masalah material memiliki tingkat risiko tinggi karena dapat mempengaruhi biaya dan jadwal proyek.
  • Keselamatan kerja buruk memiliki tingkat risiko tinggi karena dapat menyebabkan cedera atau kecelakaan yang serius.
  • Perubahan regulasi memiliki tingkat risiko sedang karena dapat mempengaruhi biaya atau jadwal proyek, tetapi risiko ini dapat dikelola dengan mengetahui peraturan terkini dan memperbarui rencana proyek secara berkala.
  1. Industri Keuangan
  • Volatilitas pasar memiliki tingkat risiko tinggi karena dapat mempengaruhi nilai portofolio investasi.
  • Perubahan suku bunga memiliki tingkat risiko sedang karena dapat mempengaruhi arus kas perusahaan dan penghasilan investasi.
  • Fraud atau kecurangan memiliki tingkat risiko tinggi karena dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar.
  1. Industri Makanan dan Minuman
  • Penarikan produk karena masalah keamanan pangan memiliki tingkat risiko tinggi karena dapat mempengaruhi citra merek dan kepercayaan konsumen.
  • Keterlambatan dalam pengiriman bahan baku memiliki tingkat risiko sedang karena dapat mempengaruhi ketersediaan produk dan biaya produksi.
  • Masalah kualitas produk memiliki tingkat risiko sedang hingga tinggi karena dapat mempengaruhi citra merek dan kepercayaan konsumen.

Dalam setiap industri, teknik evaluasi risiko harus dilakukan secara terus-menerus untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko yang terkait dengan proyek atau aktivitas organisasi.

Hasil dari evaluasi risiko dapat digunakan untuk menentukan prioritas tindakan yang perlu diambil untuk mengelola atau mengurangi risiko sehingga dapat mengurangi dampak negatif pada proyek atau organisasi.

IV. Manfaat Teknik Identifikasi dan Evaluasi Risiko

Teknik identifikasi dan evaluasi risiko merupakan bagian yang sangat penting dalam manajemen risiko.

Dalam artikel ini, telah dibahas mengenai pengertian, langkah-langkah, serta contoh teknik identifikasi dan evaluasi risiko pada berbagai industri.

Selanjutnya, pada bagian ini, akan dibahas mengenai manfaat dari teknik identifikasi dan evaluasi risiko.

1. Meningkatkan Efektivitas Manajemen Risiko

Manfaat pertama dari teknik identifikasi dan evaluasi risiko adalah meningkatkan efektivitas manajemen risiko.

Dengan menggunakan teknik identifikasi dan evaluasi risiko, manajer risiko dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko dengan lebih efektif.

Dalam mengidentifikasi risiko, teknik ini memungkinkan manajer risiko untuk memahami risiko secara lebih mendalam dan lebih terperinci.

Selain itu, teknik evaluasi risiko juga memungkinkan manajer risiko untuk memilih tindakan yang tepat untuk mengurangi atau mengelola risiko secara efektif.

2. Meningkatkan Efisiensi Pengambilan Keputusan

Manfaat kedua dari teknik identifikasi dan evaluasi risiko adalah meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan.

Dalam sebuah organisasi, pengambilan keputusan yang tepat sangat penting.

Dengan menggunakan teknik identifikasi dan evaluasi risiko, manajer risiko dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih efisien.

Teknik ini memungkinkan manajer risiko untuk mempertimbangkan risiko secara lebih terperinci sehingga keputusan yang diambil lebih tepat dan akurat.

3. Meningkatkan Keselamatan Kerja dan Mengurangi Biaya Risiko

Manfaat ketiga dari teknik identifikasi dan evaluasi risiko adalah meningkatkan keselamatan kerja dan mengurangi biaya risiko.

Dalam industri, keselamatan kerja sangat penting.

Dengan menggunakan teknik identifikasi dan evaluasi risiko, manajer risiko dapat mengidentifikasi risiko yang terkait dengan keselamatan kerja dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi atau mengelola risiko tersebut.

Dengan demikian, teknik ini dapat membantu meningkatkan keselamatan kerja dan mengurangi biaya risiko yang terkait dengan kecelakaan kerja.

Kesimpulannya, teknik identifikasi dan evaluasi risiko merupakan teknik yang sangat penting dalam manajemen risiko.

Teknik ini memiliki manfaat yang signifikan dalam meningkatkan efektivitas manajemen risiko, meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan, meningkatkan keselamatan kerja, dan mengurangi biaya risiko.

Oleh karena itu, setiap organisasi harus menggunakan teknik ini dalam manajemen risikonya untuk mencapai keberhasilan dan keberlangsungan organisasi.

APLIKASI ERMS RISKINDO.COM

V. Kesimpulan

Dalam artikel ini, telah dibahas tentang teknik identifikasi dan evaluasi risiko dalam manajemen risiko.

Teknik ini merupakan suatu teknik yang sangat penting dan bermanfaat bagi setiap organisasi.

Teknik identifikasi dan evaluasi risiko dapat membantu meningkatkan efektivitas manajemen risiko, meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan, meningkatkan keselamatan kerja, dan mengurangi biaya risiko.

Namun, di sisi lain, menerapkan teknik identifikasi dan evaluasi risiko juga dihadapkan dengan tantangan, seperti kesulitan dalam mengidentifikasi risiko, kurangnya sumber daya untuk melakukan evaluasi risiko, dan kurangnya dukungan dari pimpinan organisasi.

Oleh karena itu, organisasi harus siap menghadapi tantangan tersebut dan memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kinerja manajemen risiko.

Artikel ini menekankan pentingnya teknik identifikasi dan evaluasi risiko dalam manajemen risiko.

Penggunaan teknik ini dapat membantu organisasi mengurangi biaya risiko, meningkatkan keselamatan kerja, dan mengambil keputusan yang lebih baik dan efisien.

Oleh karena itu, organisasi harus memperhatikan dan mengimplementasikan teknik identifikasi dan evaluasi risiko dalam manajemen risikonya untuk mencapai keberhasilan dan keberlangsungan organisasi.

Referensi :

  1. Project Management Institue. (2013). A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK® Guide) – Fifth Edition. Google Sites. https://docs.google.com/viewer?a=v&pid=sites&srcid=ZGVmYXVsdGRvbWFpbnxza21pbmh8Z3g6NGU2ZGQ3Y2U2Y2YzYzg5NQ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 - 
Arabic
 - 
ar
Bengali
 - 
bn
German
 - 
de
English
 - 
en
French
 - 
fr
Hindi
 - 
hi
Indonesian
 - 
id
Portuguese
 - 
pt
Russian
 - 
ru
Spanish
 - 
es

Ingin konsultasi & demo? Hubungi riskindo57@gmail.com atau contact 0858-8338-2887